Loner meets Idol Part 6(1)

haihai di kegelapan malam ahahahahha. maaf ya baru bisa ngepost sekarang. karena terlalu banyak mikir alhasil part akhir ini terbagi dua~~~ permasalahan sinyal dan juga ngide mulu jadinya hehehehe. oh iya untuk cerita baru yang bakal gue buat itu memakai genre action fighting sedikit romance, yaa dibilang hampir mirip dengan cerita w sebelumnya namun gue lebih nekenin action dan dialog antara author dengan karakternya heheheh. tanpa berlama-lama lagi ini dia
Part 6

Makoto POV

7 tahun kemudian

Sekarang aku sudah berumur 24 tahun dan seorang teknisi di pelayanan jasa informasi dan jaringan komputer di salah satu perusahaan besar milik Takahashi Kai, salah satu kakak kelasku ketika di SMA Kyounan. Dia juga berteman baik dengan Yuma, sahabat karibku, meskipun tidak terlalu dekat. Nana? Dari yang aku baca lewat internet sih dia sudah keluar dari AKB48. Yaa… bisa dibilang kami sudah lost contact satu sama lain karena hp ku yang lama rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi, maka dari itu aku membeli hp baru dengan spesifikasi yang lebih bagus dibanding hp ku yang lama. Oh iya, sekarang hari jum’at dan kemungkinan aku masuk siang ini. Setelah aku mandi, aku menelpon yuma

Tuuut…tuuutt…tuuut…

“halo Yuma? Apa kabarmu?” kataku lewat telepon

“baik makoto, aku sehat-sehat saja. Kau sendiri gimana? Masih ngejomblo?” katanya diseberang telepon. Kampret, nyebelin juga nih anak

“hahhhaaha, kampret lu. Baik gue kok. Yaa.. bisa dibilang jomblo sih masih hahaha” kataku sedikit tertawa

“hahaha, oh iya. Ketemuan yuk, elu, gue, sama yuki. Nanti soal tempat w yg atur. Di kafe dekat sekolah aja” kata Yuma dengan santai

“sekolah yang mana nih? Kampus gue, kampus elu, atau Kyounan? hahahha” kataku sambil tertawa

“kyounan lah. Lu juga dirumah kan? Kalopun dari kampus lu juga masih deket kok. Nggak kayak w, kampusnya di Osaka” katanya sambil ngedumel sendiri sedangkan aku hanya bisa cekakakan disebersng telepon. Ya, dia lulusan Osaka university. Dan dia sekarang seorang dokter yang handal

“oke. Gimana kalo nanti sore aja? Gue kayaknya masih ada kerjaan dikantor. Ini gue baru pengen berangkat” kataku sambil memakai kemejaku dan celana panjangku

“oke, tenang aja. Oh iya gimana kabar naanya?” katanya. Ya, naanya adalah nama panggilannya ketika SMA. Hanya aku yang memanggilnya nana

“gue kan ganti hp, jadinya belum tau kabar dia. Dia juga kayaknya masih belum tau kalo  gue ganti nomer hp juga, kemungkinan besar juga kalo dia ganti nomer hp. ” kataku dengan nada sedikit sedih

“oh iya ya. Gue juga baru tau kalo lu ganti nomer itu dari yuki” katanya

“iya, gue nggak sengaja ketemu yuki waktu gue pengen beli hp baru” kataku sambil berfikir tentang apa yang telah terjadi tiga tahun yang lalu

Flashback…

Tiga tahun lalu

Normal POV

Makoto waktu itu seorang mahasiswa tingkat akhir yang sudah menyelesaikan skripsinya dan akan wisuda tahun ini. Ketika dia sedang asyik membaca komik yang ia suka, yaitu bloody versa, sambil berjalan ditaman. Hp yang ia kantungi didalam jaketnya itu terjatuh. Namun, naasnya makoto tidak mengetahui bahwa hpnya itu terjatuh. Ketika dia sudah kembali kerumah, dia baru mengetahui bahwa hpnya hilang dan mencarinya.

Dimana ini hpku??? Padahal aku masih belum punya uang yang cukup untuk membeli hp baru. Aku juga tidak mungkin meminta paman yuu untuk memberikanku uang lagi. Sudah cukup aku merepotkannya dengan membiayai kuliahku dan nana pada awalnya katanya dalam hati. Ketika dia sampai didekat sungai kecil, dia melihat hpnya yang sudah berada didasar sungai dan mungkin sudah sangat lama berada didasar sungai sehingga hpnya sudah tidak mungkin tertolong lagi.

Keesokan harinya, makoto pergi ke Don Quijote untuk membeli hp baru dengan uang yang ia punya. Haa… hanya segini uangku. Mana cukup untuk makan beberapa hari kedepan kalo aku membeli hp sekarang. Tapi aku tidak bisa menghubungi temanku kalo ada masalah di kampus katanya sambil berjalan ke ruko elektronik disana. Ketika sampai disana, makoto tidak sengaja bertemu dengan yuki

“eh, makoto-kun,” kata yuki sambil menepuk pundak orang yang ia kenal dekat

“ah, yuki” kata makoto yang kaget bahwa dia bertemu dengan yuki ditempat ini

“lagi ngapain kamu disini? Sendiri aja?” kata yuki yang memakai masker

“hahha, sendiri kok. Ini pengen beli hp. Oh iya, ngapain kamu kesini?” kata makoto. Yuki sedang berkamuflase agar tidak dikenal orang bahwa dia seorang penulis. Ya, yuki sudah menjadi penulis novel. Dia juga menyelesaikan kuliahnya lebih cepat satu semester dibandingkan makoto

“beli makanan, ya beli handphone lah hahaha” kata yuki sambil berjalan beriringan dengan makoto

“oh iya katanya kamu kurang uang ya?” lanjut yuki

“kok tau sih? Kamu stalking aku ya?” kata makoto kaget. Kok dia tau ya… tanyanya dalam hati

“hahaha, keliatan kok dari kamu ngeliatin deretan hp nya sambil ngomong nggak jelas soalnya hahaha” katanya yang tidak bisa menahan ketawanya. Pantes aja dia tau, gue juga baru tau kalo gue ngitungnya bukan di catetan, tapi ngomong sendiri kata makoto dalam hati

“hei, kok diem sendiri? Kalo duit kamu kurang, kamu pake uang aku aja.  Sekalian balas budi dulu selalu ngajarin aku kalo lagi kebingungan dan bareng Yuma ngelindungin aku dari orang yang nggak suka sama aku” katanya sambil tersenyum

“eeee?!!! Beneran? Serius??!! Nggak boong kan???” kata makoto tidak percaya

“hehehe, iya. Serius, beneran kok. Buat apa aku boong sama sahabatku dan sahabat karib pacarku. Sekalian balas budi juga hihihihi” kata yuki sambil tersenyum. Ya, mereka sudah berpacaran setelah lulus SMA. Lebih tepatnya, aku menyemangati Yuma untuk menyatakan cintanya ke yuki. Yup, bisa dibilang kalo aku adalah penyemangat hubungan mereka berdua.

“hahaha iyaiya, makasih ya yuki” kataku sedikit malu
Lalu kami berdua berjalan sambil mengobrol mengenai perkembangan novel berikutnya. Dia bilang kalo novel berikutnya akan rampung sebentar lagi. Oh iya, yuki membuat novel mengenai manusia yang mempunyai kekuatan super dan masih kebingungan mengenai bagaimana caranya mengendalikan kekuatannya

Oke balik ke cerita ya…

Setelah berjalan berkeliling, makoto menemukan hp yang dia cari dan harganya cukup tinggi. Cari lagi deh… padahal udah kepikiran pengen beli yang ini kata makoto dalam hati sambil memandangi hp yang dia incar sebulan yang lalu.

“kamu mau beli hp itu?” kata yuki yang melihat makoto sedang memandangi hp yang memiliki harga yang cukup tinggi itu

“ah, tidak…” kata makoto yang sangat terlihat bohongnya

“bohong kamu, kamu pengen kan” kata yuki sambil sedikit menggoda makoto dan membuat makoto sedikit malu

“i…iya sih… pengen.. ta-tapi… harganya mahal…” katanya dengan suara terbata-bata

“hahahaha, yaudah. Aku beliin buat kamu.” kata yuki sambil mengobrol dengan penjaga tokonya untuk membeli hp yang diinginkan makoto sedangkan makoto masih melongo tidak percaya

Setelah selesai dibeli…

“dijaga baik-baik loh ya. Jangan sampai nyemplung di got lagi hahaha” kata yuki

“makasih ya. Oh iya, gimana kalo kita makan siang? Sekaligus balas budi” tawar makoto

“hahaha, yaudah. Kita minum teh di kafe itu” kata yuki sambil menunjuk kafe yang terkenal murah disekitar situ

Mereka minum teh sambil mengenang kembali masa-masa SMA. Yuma juga tidak akan marah sih malah dia lebih percaya kalo yuki bareng sama aku dibanding sama orang lain. Yaa… bisa dibilang karena Yuma sangat percaya pada sahabatnya itu dan juga dia juga tau kalau makoto menyukai nana

SKIP…

Sebelum berpisah, mereka bertukar  nomor telepon, tidak lupa juga yuki memberitahu Yuma kalo hp makoto yang lama rusak. Yuma juga mengatakan kepada yuki untuk memberikan  nomor telepon makoto yang baru agar dia bisa menghubungi makoto secara langsung.

Flashback end..

Sekarang…

Sore hari

Makoto sedang menunggu sahabat karibnya datang ke kafe dekat SMA Kyounan. Ida menunggu sambil memainkan game yang ada di hpnya, beberapa menit kemudian Yuma dan yuki sampai di kafe dan melihat mkoto yang sedag asyik memainkan gamenya.

Makoto POV

Lama banget ini lawan bossnya, kalo pake jurus takut ngabisin mana nya. Serang-serang aja deh siapa tau mati kataku dalam hati karena sebal boss di game yang sedang ku mainkan tidak mati. Ketika aku sedang focus memainkan gameku, tiba-tiba layar hpku terkunci karena ada yang menekan tombol powernya. Ketika berbalik untuk melihat siapa yang mematikan hpku, mataku langsung ditutup oleh tangan yang cukup lembut. Ini kan tangannya yuki, bener nggak sih? Kataku dalam hati

“ini siapa hayo?” kata orang yang menutupi mataku dengan suara yang dibuat-buat

“yuki kan?” kataku asal bunyi

“yeay.. bener… ternyata makoto tau yang mana tangan cewek dan tangan cowok” kata yuki kegirangan. Disampingnya kulihat ada Yuma yang bersiap untuk menjitak kepalaku, namun karena ku belum siap untuk menahan tangannya, jitakannya tepat mengenai kepalaku

“programmer kita sekarang udah makin ganteng aja” katanya sambil mengacak-acak rambutku

“hahahaa, kalian berdua nggak berubah sama sekali loh” kataku tersenyum melihat mereka berdua yang sangat serasi

“hhahaha, eh kata kamu naanya kesini. Bener nggak tuh yuki?” kata Yuma sambil menyikut pelan lengan yuki yang duduk disampingnya

“pangerannya udah lama nggak ketemu sama kekasihya” lanjutnya yang membuatku sedikit malu. Sedangkan mereka hanya tertawa melihatku

“katanya dia nggak bisa ikut karena harus membereskan apartemennya” kata yuki

“yasudahlah, nggak papa. Kita bertiga juga nggak papa kok. Yang penting kan kita ketemuan, itu aja udah bikin aku seneng” kataku sambil tersenyum. Ya, sebenarnya aku sedikit keecewa karena nana tidak bisa ketemuan sama kita, namun aku berfikir kalo hidup sendirian di apartemen ini memang sulit. Aku saja harus membereskan rumahku seorang diri dihari minggu, apalagi dia yang benar-benar baru pindah..

“oh iya, kerjaan kamu gimana Yuma? Ada hal enarik nggak nih akhir-akhir ini?” tanyaku

“ahh.. sekitar seminggu yang lalu, aku mempunyai pasien yang mengalami patah tulang dibagian pergelangan tangannya. Ketika kutanya dia kerja dimana, dia bilang kalau dia kerja ditempat yang sama denganmu kerja makoto”  jelasnya dengan penuh semangat

“namanya siapa? Seingatku ada rekan kerjaku yang masuk rumah sakit karena patah tulang juga sih, tapi ada dua orang” kataku sambil menyeruput latte yang sudah kubeli sebelumnya

“namanya kalau tidak salah nishino nanase” jawab Yuma sambil mengingat kembali nama pasiennya

“ohh.. nishino-san ya? Yang matanya sedikit sayu dan ketika tersenyum sangat cantik” kataku memastikan orang tersebut

“iya, dan juga hanya gigi bagian atasnya saja yang terlihat  ketika tersenyum” jawab Yuma

“iya, dia rekan kerjaku di bagian programming dan jaringan koneksi. Persis dia 2 tahun diatasku” kataku dengan santai

“ohh… jadi, makoto sukanya sama yang lebih tua dibanding yang seumuran yaa?” kata yuki tiba-tiba yang membuatku malu setengah mati

“di…dia cuman senior di kantorku. Dan juga dia memang cantik, namun lebih cantik nana dibanding nishino-san” kataku yang keceplosan. Kampret, keceplosan lagi. Mampuslah gua digodain ama dua orang ini

“cieeee yang masih suka sama naanya cuitcuiww~~” kata Yuma yang menggodaku sedikit keras volumenya sehingga banyak orang yang memandang kearah kami

“ternyata makoto masih menyukai naanya, bersyukurlah naanya bahwa ada orang yang masih menunggunya hingga dia lulus dari AKB48. Beruntung banget dia” lanjut yuki dengan suara yang cukup pelan

“kalian mah malah ngegodain gue. Jahat kalian…” kataku sambil cemberut

“hahaha, oh iya, naanya kan baru pindah ke apartemennya yang baru. Gimana kalo kita kesana?” usul yuki

“boleh jug tuh, giaman menurut lu?” Tanya Yuma kepada makoto

“gue? Nggak deh kayaknya. Gue belum rapih-rapihin rumah nih. Dan juga gue takut ngeganggu dia” kataku yang membuat mereka makin gencar menggodaku

“alaahhh bilang aja malu ketemu sama naanya. Oh iya dia makin cantik loh. Pipinya gembil,rambutnya hitam sedikit bergelombang, pokonya nggak ada yang berubah dari dia. Cuman makin cantik aja” kata yuki

“hahahah, kalo naanya tau kalo lu nggak kesini, mungkin dia bakal sedih sih. Tapi kalo kita kasih tau kalo lu masih suka ampe sekarang, mungkin dia bakalan malu kali” kata Yuma sambil mengimajinasikan nana yang tersipu malu

“kalian emang paling depan kalo urusannya ngegodain gue sama nana ya. Parah emang. Yaa mungkin gue bisa ketemu sama dia di lain waktu” kataku sok bijak

“alah sok bijak padahal malu tuh kalo ketemu ma naany” kata Yuma yang membuat yuki tertawa terbahak-bahak sedangkan aku cemberut

Kami mengobrol mengenai masalah pekerjaan kami bertiga, masa-masa SMA dulu, perkuliahan kita bagaimana dulu, apapun hingga tidak terasa kalau sore sudah berubah menjadi malam, Sehingga kami harus mengakhiri reuni kecil kita ini.

“wah, udah malem aja nih. Kalian jadi ke apartemen nana?” tanyaku sambil melihat kearah Yuma dan yuki

“kayaknya nggak deh makoto, gue harus nganterin yuki pulang dulu kerumahnya. Dia katanya udah janji untuk menginap dirumah orang taunya” kata Yuma sambil melihat jam tangannya

“iya dan juga Yuma menjadi dokter jaga besok. Takut kemaleman dan dia nggak bisa bangun pagi juga” sambung yuki

“lu nginep dirumah orang tuanya yuki?” tanyaku ke Yuma

“iya. Bahkan kami akan bertunangan nantinya. Orang tuanya sudah menyetujui kami untuk menikah” kata Yuma santai dan membuatku melongo seperti orang yang terkejut lalu menjadi batu. Bertunangan? Cepet banget waktu berlalu. Baru kemarin gue nyemangatin Yuma untuk LDR sama yuki. Ternyataa oh ternyata… kataku dalam hati

“oh, yaudah deh. Gue balik dulu ya. Lampu rumah gue belum gue nyalain nih, jadi harus cepet-cepet balik” kataku

“oke, see you makoto-kun” kata yuki sambil melambaikan tangannya kepadaku. Yuma juga melakukan hal yang sama sedangkan aku hanya melambaikan tangan lalu berjalan menuju 7-11 untuk membeli bahan makanan yang akan aku masak malam ini. 

Comments

Popular Posts