Loner meets Idol Part 5
haihai.... gue kembali lagi dengan membawa LnI part 5 huweeeee,...... hampir 1/2 minggu buatnya karena keganggu sama hal2 yg lain (baca: tidur) heheheh. sebenernya agak sedih karena w nggak bisa selesain tepat waktu sebelum Idul Fitri... tapi janji w untuk ngebuat cerita baru bakalan terrealisasikan kok. jadi tunggu aja ya....
oke tanpa berlama-lama lagi, ini dia....
oke tanpa berlama-lama lagi, ini dia....
Part 5
Malam hari
Makoto POV
Akhirnya aku sudah sampai juga dirumah… yahh… bisa dibilang
cukup melelahkan karena ada kejadian mic mati saat mic performance tadi di
theater malam tadi… tapi untungnya saja aku dengan cepat menggantinya tanpa
banyak omong. Setidaknya aku menyelamatkan member di theater tadi dari rasa
malu. Aku langsung duduk di sofa ruang tv. Meskipun aku punya tv, aku sangat
jarang yang namanya menonton tv. Aku menonton tv ketika aku sedang benar-benar
bosan membaca buku. Dan sayangnya aku sudah membaca buku-buku yang sudah
kubeli, karena itu aku menonton tv sekarang (author: terlalu susah nih lu.
Kata-katanya susah lagi. Bilang aja lg males makanya nonton tv, makoto:
terserah gue dong. Kan gue yang nonton). Badanku
sakit sekali ini, apa mungkin aku masuk angin ya? Yasudahlah.
Aku sudah membaca buku
programmingnya. Ternyata semua yang sudah ada di buku itu ternyata ada di buku
lamaku… yaa meskipun bisa dibilang itu untuk computer ataupun handphone yang
baru-baru ini keluar. Aku cukup suka, setidaknya aku bisa menambah
pengetahuanku mengenai program dan cara untuk meretasnya kataku dalam hati
sambil memakan hamburger yang tadi siang kubeli dan menonton acara berita
tengah malam. Setelah bosan menonton tv, aku mematikan tv dan memutuskan untuk
tidur.
Author POV
Dipagi harinya…
Makoto masih terlelap lebih seperti demam di ruang tengah
dengan tangan kanan memegang handphonenya yang sedari tadi berbunyi. Terlihat pada
layar handphonenya, yang bermerk cukup terkenal di jepang, sebuah nama yang
sedari tadi menelpon makoto. Pada akhirnya handphonenya tidak berbunyi lagi, namun
diganti dengan ketukan pintu rumahnya.
“Makoto… hooi~ makoto” teriak seorang perempuan yang
ternyata nana, tetangga sekaligus sahabat baik makoto
“kalau kau tidak membuka pintunya, aku akan buka dengan
kunci cadangan rumahmu yaa” katanya sambil mengancam. namun Tidak ada suara
dari dalam rumah
Karena kesal, dia membuka pintu rumah makoto dengan kunci
cadangan yang beberapa hari yang lalu dia taro di tempat tersembunyi yang lain,
yup. Nana tahu kunci yang satunya lagi. Nana mengedarkan pandangannya keseluruh
ruangan di rumah tersebut namun tidak menemukan makoto sama sekali. Ketika dia
berjalan menuju ruang tengah, dia mendengar suara seperti orang sedang
menggigil kedinginan. Setelah dia mengecek, ternyata makoto berada di lantai
ruang tengah itu dengan raut wajah seperti orang demam. Kemudia nana mengecek
makoto dan ternyata makoto sedang demam. Dia langsung memapah makoto ke kamar
tidurnya yang tidak jauh dari ruang tengah.
“lho makoto-kun? Kok kamu bisa demam sih, sebentar ya aku
ambil baskom dan lap” kata nana yang langsung mencari baskom dan lap bersih.
Tidak lupa dia mengisi baskom dengan air hangat. Makoto tidak berkata-kata
karena dia masih menggigil kedinginan, setelah itu, keheningan mulai menyeruak
diantara mereka berdua. Kemudian makoto tertidur dengan nyenyak, entah kenapa
senyuman tulus mulai menghiasi wajah nana yang melihat makoto tertidur seperti
bayi itu.
Ketika sedang memperhatikan wajah makoto yang sedang
tertidur dengan pulas, berbunyilah handphone nana. Kerena tidak ingin membangunkan
makoto, dia keluar rumah makoto sebentar untuk mengangkat teleponnya itu.
“nana, kamu bisa tolong aku nggak? Tolong gantikan aku di
theater ya siang ini” kata mukaichi mion, teman satu grup idolnya itu
“maaf mion, aku harus merawat temanku yang sakit nih” kata
nana
“lho kok kamu yang merawat dia? Orang tuanya aja yang
merawat dia.” Kata mion yang sedikit sewot
“dia sebatang kara dirumahnya. Dia sudah dianggap sebagai
anggota keluargaku juga” kata nana menenangkan mion
“ohh… yaudah deh, aku minta bantuan yang lain. Maaf ya
ngerepotin kamu” kata mion yang langsung menutup teleponnya, sedangkan nana
tersenyum dengan kelakuan temannya yang satu itu.
Namun, dia tidak mengetahui
kalau makoto mendengar seluruh pembicaraannya dengan mion, dan tidak jauh dari
rumah makoto, ka ryo juga menguping percakapan nana dengan mion itu dan
terkejut kalau dia merawat makoto sekarang.
Ketika nana ingin masuk kembali ke rumah, dia mendengar
namanya dipanggil
“nana” kata ka ryo dari kejauhan
“ah, ka ryo. Apa kabar?” kata nana sambil tersenyum
kepadanya
“baik, kau sendiri?” kata ka ryo sambil menggaruk tengkuknya
“aku baik-baik saja” kata nana
Kemudian hening sejenak-----
“maaf ka, aku harus mengurus temanku yang sedang sakit
sekarang. Per-“ belum selesai nana bilang, ka ryo langsung memotong omongannya
“ada hal yang ingin aku beri tahu kepadamu” katanya
“apa itu ka?” Tanya nana dengan ekspresi bingung. Tidak jauh
dari depan rumah makoto, kamar makoto yang dekat dengan depan rumahnya membuat
makoto ingin mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Ya, dia sudah bangun.
Meskipun masih sedikit menggigil dan masih demam, dia ingin sekali mendengarkan
mereka. Apaan sih yang mereka berdua
obrolin? Jadi pengen tau katanya dalam hati sambil kesusahan menempelkan
telinganya ke jendela kamar itu
Kembali ke Ka ryo dan nana
“sebenarnya… aku sangat menyukai nana. Sangat menyukaimu,
bahkan sampai aku memipikanmu tiap malam. Dari dulu sejak kita bertemu untuk
pertama kalinya, aku sudah jatuh cinta kepadamu. Apakah kau mau menjadi
pacarku?” kata ka ryo dengan suara yang mantap dan membuat nana dan makoto,
yang tidak jauh dari tempat mereka berdua, kaget
Seketika hening----
Makoto yang kaget mulai pusing dan memutuskan untuk tidur
kembali. Ternyata ka ryo sudah lama
menaruh hati kepada nana. Kepalaku sakit sekali… lebih baik aku istirahat lagi
deh, setidaknya sampai aku merasa enakan dan kepalaku tidak pusing lagi.
Katanya dalam hati
“bagaimana nana?” kata ka ryo sambil melihat nana yang diam
seribu bahasa
Akhirnya nana membuka suaranya..
“maaf senpai, aku tidak bisa” kata nana sambil membungkuk 90
derajat
“ehh? Kenapa?” kata ka ryo tidak percaya dengan apa yang dia
dengar tadi
“a..aku sudah… memiliki se..se..seseorang yang aku suka…”
katanya terbata-bata
“haa… baiklah. Maaf aku sudah mengganggumu. Oh iya, aku
ingin bertanya dua hal. Pertama, apakah orang yang kau suka itu sangat dekat
denganmu? Kedua, aku dimata kau itu seperti apa?” Tanya ka ryo dengan tatapannya
yang serius
“ah.. ehm.. iya, dia dekat denganku. meskipun baru beberapa
bulan, dia sudah sangat dekat denganku… ka
ryo dimataku seperti kakak yang sangat menyayangiku tanpa pamrih” kata nana
yang sedikit terbata-bata
“haa… baiklah. Aku akan tetap menjadi kakakmu. Jadi kau tetaplah
adik kelasku yang imut dan baik ya.. aku pergi dulu ya, sampai jumpa” kata ka
ryo sambil berjalan
Sekarang yang
terpenting adalah merawat makoto-kun kata nana dalam hati. Lalu dia masuk
kedalam rumah makoto, sebelumnya dia menyempatkan diri untuk sms ke ibunya
bahwa dia akan menginap dirumah makoto karena makoto sedang sakit. Ketika dia
sudah berada didalam rumah, dia melihat layar hpnya dan tersenyum karena ibunya
mengizinkannya untuk menginap.
Ketika dia sudah berada dikamar makoto, dia baru sadar kalo
dia lupa membawa baju untuk menginap. Mengingat besok adalah hari minggu dan
dia ada jadwal untuk theater di akihabara. Yaa… bisa dibilang jadwalnya yang
menyita hari liburnya membuat dia susah untuk jalan-jalan kesana kemari.
Nana POV
Huwaa… ka ryo
tiba-tiba nembak aku. Tapi aku lebih menyukai makoto. Aku menyukainya sejak
pertama kali kami bertemu beberapa bulan yang lalu (Author: baca part 1 untuk
tahu kenapa). Sekarang yang penting dia harus sembuh dan sehat kembali
kataku dalam hati sambil tersenyum sendiri mengingat imutnya wajah makoto-kun
Ketika aku masuk ke kamarnya, aku melihat makoto yang masih
terlelap. Hihihi dia sangat imut ketika sedang tidur, aku rasanya ingin mencium
pipinya yang sedikit gembil ini. Ahh.. kenapa aku jatuh cinta sama dia ya? Dia
sedikit misterius, lucu ketika kaget, sangat imut ketika sedang malu, pemalu
sekali, dan juga pendiam… aku melihat dia di theater kemarin. Ketika ku tanya
kepada staff disana, mereka menjawab kalau dia adalah pekerja paruh waktu yang
baru disini. Aku terkejut dong, bagaimanan tidak? Teman satu kelasku dan juga
orang yang sangat kusuka berada di theater dan aku mungkin akan ketahuan kalau
aku seorang idol.. ahh… bisa gawat nih…
Ketika aku sedang uring-uringan memikirkan hal yang belum
tentu terjadi, makoto tiba-tiba terbangun
“ah, makoto-kun, selamat pagi” kataku sambil tersenyum
“pagi juga… eh bukannya udah siang ya?” katanya kebingungan
dan membuatku sedikit tertawa
“hahaha, belum kok. Sekarang jam 10 pagi, tapi kamu kok bisa
demam gini sih? Pasti pulang larut dan nggak bener ya makan malamnya?” kataku
sambil cemberut
“hahaha, maaf-maaf. Aku ada kerja sampingan kemarin. Dan
harinya juga hanya di hari kamis dan sabtu kok. Aku juga ingin keluar dari
kerja sampinganku di kasir 7-11 dekat sini” katanya sambil tertawa. Mungkin
karena melihat wajahku yang cemberut.
“wajah kamu tuh nggak
pantes buat cemberut, pantesnya kamu itu senyum terus” katanya sambil mencubit
pipiku
“tapi aku khawatir tau” kataku
Seketika hening….
Makoto POV
5 menit dalam hening…
Haduh… aku ingin
bertanya soal orang yang mirip dengannya di akihabara kemarin. Apa benar dia
ya…
“ak-“ “aku-“ kami berdua sama-sama ingin menanyakan hal yang
kami pikirkan
“kamu dulu deh” kataku sambil tersenyum
“kamu duluan deh” katanya sambil tersipu malu karena masih
mengingat kalau beberapa saat yang lalu kami bersamaan ngomong hal yang mungkin
sama
“baiklah, aku ingin bertanya kamu. Kamu itu anggota dari
AKB48 ya?” tanyaku yang membuatnya terkejut
“me…memang ke…kenapa?” katanya tebata-bata
“aku soalnya melihat orang yang mirip sama kamu berada di akihabara kemarin. Tidak
hanya di jalan, di theater akb48, disekitar Don Quijote, dan juga di stasiun
akihabara” jelasku kepadanya
Dia masih saja diam seribu bahasa, kulihat dari raut
wajahnya seperti anak kecil yang mau menangis. Lho kok dia malah mau nangis? Lebih baik aku tenangkan dia dulu
“aku sama sekali
nggak keberatan kok kamu jadi idol. Kalaupun kamu ingin menjalani kehidupanmu
itu, aku sangat mendukungmu kok hiihihi” kataku sambil mengusap kepalanya
dengan lembut
Secara tiba-tiba, dia memelukku dengan erat. Sepertinya dia benar-benar menyesal karena
menutupinya dariku dan mungkin takut kalau aku meninggalkannya hanya karena dia
seorang artis.
“heey.. kenapa kamu nangis? Udah-udah, aku nggak marah sama
sekali kok. Malah aku nggak peduli kamu mau artis, ataupun orang biasa pun aku
akan tetap menjadi sahabatmu kok” kataku yang masih menenangkannya
Beberapa menit kemudian.… nana mulai berhenti menangis
setelah aku tenangkan dia
“oh iya, kamu belum jawab pertanyaanku loh. Kamu anggota
AKB48 kan?” kataku sambil tersenyum kepadanya
“un *ngangguk. Aku ini seorang artis. Tapi… tapi.. aku takut
kalo teman-temanku akan terlalu mengagung-agungkanku hanya karena aku seorang
artis. Aku juga seorang manusia yang ingin punya teman yang tulus karena ingin
berteman denganku, bukan karena aku seorang artis” katanya yang masih sedikit
menitikan air matanya namun aku langsung mengusapnya dengan tanganku
“udah-udah, jangan nangis mulu dong. Malu ah udah gede masa
cengeng hahaha” kataku bercanda dan dibalas olehnya dengan cemberut
Seketika keheningan mulai menyeruak kembali…
“aku sebenernya kaget pas pertama kali aku ketemu kamu di
restoran cepat saji di akihabara kemarin.
Aku buru-buru menutupi penampilanku
agar kamu nggak bisa lihat aku” katanya sambil memainkan kedua jari telunjuknya
“hahahaa, kau memang lucu nana” kataku sambil mencubit
pipinya yang gembil
“tapi, aku nggak menduga loh kalo sahabatku dari beberapa
bulan yang lalu itu seorang artis idola” kataku sambil menatap langit-langit
kamarku
“hihihi, emang dimata kamu, aku itu orang apa?” kata nana
sambil terkikik
“orang biasa macem aku malah pas pertama kali ngiranya. Nggak
nyangka…” kataku
“oh iya, apa kita harus merahasiakan hal ini dari orang
banyak? Nanti bakal ribut dan yang ada malah akunya jadi nggak bisa tenang
bersekolah” katanya terlihat murung
“hmm.. kayaknya nggak perlu juga deh. Kan ada aku, Yuma, dan
juga yuki. Jangan kasih tau mereka deh. Nanti aja” kataku sambil menarik
selimutku lagi
“eh, ngapain kamu? Mau tidur lagi ya?” kata nana sambil
mencoba menggoyangkan tubuhku yang sedang berbaring ingin kembali tidur. Huwaa… masih ngantuk padahal ini
“ya jelas lah. Masih ngantuk, dan juga panasku kan belum
turun nana” kataku yang menaikkan selimutku hingga menutupi badanku
“yaah.. yawdah deh, aku ikut tidur disamping kamu ya”
katanya sambil tesenyum dan sukses membuatku kaget
“eh.. eh.. jangan deket aku, aku masih demam. Takutnya
demamku malah nular ke ka.. kamu” kataku yang terbata-bata karena malu kalo
jarakku terlalu dekat dengan cewek
“hihihihi, aku kerumah sebentar. Pengen ngambil baju
salinan, oh iya nanti malam ibuku ingin kesini. Dia dokter, jadi nanti dia
nulis surat dokternya dan ngasih ke aku biar senin esok, kamu terhitung sakit”
katanya dengan senyum merekah di wajahnya
“baiklah” kataku yang kembali tidur dikamar sedangkan nana
pergi ke rumahnya sekaligus menelpon ibunya untuk kerumah makoto untuk mengecek
keadaan makoto
Normal POV
Dirumah Makoto
Setelah dicek oleh ibunya nana, beliau pun menanyakan
beberapa pertanyaan kepada makoto
“makoto-kun, apa kau kemarin terlambat tidur dan juga telat
makan malam?” Tanya haruna kepada makoto
“iya bu, kemarin karena saya kerja paruh waktu di akihabara,
saya telat makan malam dan istirahat” kata makoto sambil menunduk
Haruna pun mengelus kepala makoto layaknya mengusap kepala
anaknya sendiri
“tidak papa kalau kamu kerja paruh waktu, tapi kamu jangan
pernah telat makan ya. Baik itu sarapan, makan siang, ataupun makan malam” kata
beliau kepada makoto dengan penuh kasih sayang
“iya *ngangguk iya bu, terima kasih atas nasihatnya. Oh iya, apa
saya boleh sekolah besok?” tanyanya
“sayangnya kamu harus istirahat sekitar empat hari karena
takutnya demam kamu belum turun dan bisa-bisa kamu pingsan di sekolah” kata
haruna kepadanya sambil menyuruh nana untuk membuatkan makan malam untuk mereka
bertiga (paman yuu sedang lembur di kantornya dan kemungkinan pulangnya telat). Nana juga pergi sebentar ke 7-11 untuk membeli bahan makanan dan bilang ke kasirnya kalo makoto sedang sakit dan hari ini harus izin tidak bekerja ke kepala toko
Setelah makanan siap, mereka bertiga makan di ruang tengah. Mereka
bersenda gurau sambil memakan makanan yang telah dibuat nana, dan juga makoto
merasa seperti punya keluarga baru lagi setelah empat tahun kehilangan
hangatnya kebersamaan dalam keluarga. Semoga
hal ini terus berlangsung kata makoto dalam hati
To Be Continued….
Comments
Post a Comment