I Disguise For My Own Life Chapter 2



haihai, udah berdebu blog gue ini hahaha, saatnya beres-beres dan posting lagi yeyyy
 tanpa banyak basa-basi, silahkan...
.
 .
 .
 .
.
.
Chapter 2 : Pertemuan yang tidak terduga

Normal POV

10 tahun kemudian
Akira, sekarang berumur 22 tahun, berada di apartementnya. Dia tumbuh menjadi anak yang pendiam namun baik. Akira sudah lulus kuliah jurusan informatika teknologi (IT) di universitas terkemuka di daerahnya. Sang suster sudah wafat ketika dia berusia 21 tahun karena sakit. Ketika ia sedang membereskan kamarnya yang sudah berantakan karena sudah lama tidak dibereskan, handphonenya berdering. Ketika dia mengangkat handphonenya tersebut, terdengar suara ribut diseberang teleponnya itu.

“hai kawan, apa kabar?!! SUDAH LAMA KITA TIDAK BERJUMPA” kata seseorang yang sangat akira kenal, yaitu sahabatnya sendiri, takahashi kai

“hai kai, kabarku baik. Kabarmu bagaimana kawan?” kata akira sambil membersihkan kamarnya

“kau tau sendiri kan aku bagaimana? Hahaha, daripada itu, aku menemukan hal yang sangat menarik untukmu” kata kai sambil mengetuk-ngetuk pulpennya

“apa itu? Apa perempuan lagi? Kalau perempuan lagi yang kau kenalkan kepadaku, aku tidak ingin tahu dan menolak undanganmu” kata akira dengan sinis. Yup, kai selalu mencomblangkan dia dengan perempuan-perempuan yang kai pilih. Padahal kai tahu kalo dihati akira hanya ada maimai (kai hanya mengetahui nama panggilannya saja)

“tidak, tidak. Bukan perempuan kok. Aku berhasil melacak keberadaan ibu kandungku sendiri, yeayyyyy!!!” kata kai dengan nada ceria dan disambut dengan dengusan akira

“wah, selamat. Kalau be-“ belum selesai akira berbicara, kai langsung memotong ucapannya

“dan benang merah kasus keluarga eigetsu” kata kai dengan nada cool yang membuat akira terkejut hingga sapu yang ia pegang hampir jatuh menimpa kakinya

“maksudmu? Kau mengetahui semuanya?” katanya dengan nada yang hampir tidak percaya

“yup, aku akan mengirimnya ke e-mailmu supaya kau bisa membacanya juga” terdengar kai menyeruput air mineral dalam gelasnya

“baiklah kalau begitu, kita ketemu direstoran cepat saji dekat rumah sakit itu aja. Kau tau lokasinya kan?” kata akira

“okelah kalo begitu. Aku tutup dulu ya teleponnya. Oh iya, aku akan mengajak atsuko juga. Boleh nggak?” tanya kai dan membuat akira hampir tertawa

“hmm.. boleh lah, yakali nggak boleh bawa pacar pas kita ketemuan hahaha” kata akira yag diselingi tawa

“pa-pacar??? Bu-bukan. Kan aku kesepian kalo kau datengnya telat. Biar ada temen ngobrol gitu” kata kai yang terdengar malu-malu sedangkan akira hanya tertawa terbahak-bahak

“hahaha, yasudah. Aku ingin berbenah apartemenku dulu, nanti kita ketemuny pas jam makan siang aja. bye” kata akira mengakhiri teleponnya.

Huft... dasar kai, masih tidak tau bahwa atsuko menyukai dia hahaha. Yasudahlah saatnya berbenah apartemen dulu pikir akira

15 menit kemudian...
Akira POV
Akhirnya sudah selesai berbenahnya. Saatnya bersiap untuk ke restoran cepat saji yang berada didekat rumah sakit yang cukup terkenal didaerah sini. Sebelum itu, aku ingin mengunjungi makan mereka berdua.

Ku berjalan menuju panti asuhan dimana aku mendapat nama baru dan kehidupan baru, memang bahwa panti ini akan menjadi rumah untukku karena sang suster tidak mempunyai suami dan dia membesarkanku sendirian karena tidak ada yang mau mengambil alih tempat tersebut. Orang-orang disekitar panti juga mengetahui hal tersebut bahkan beberapa dari mereka memberikan donasi kepada panti asuhan ini. Ketika sampai, aku melihat panti asuhan tersebut sangat rapih halamannya, mungkin tetangga sekitar yang membersihkannya. Aku akan megucapkan terima kasih sehabis mengunjungi makam mereka. Setelah mengunjungi makam kakakku dan sang suster, aku berkunjung ke rumah tetangga disekitar rumah panti satu persatu sambil mengucapkan terima kasih sudah mengurus panti.

Sesampainya ku direstoran, ternyata masih sepi. Mungkin kai menunggu atsuko selesai kerja, kan jam segini atsuko masih mengajar. Aku pun duduk didekat barnya dan memesan segelas milkshake (memang aneh seseorang berusia 22 tahun masih meminum minuman yang biasanya dipesan oleh anak-anak maupun remaja). Ketika aku akan menyeruput milkshakeku ini, ada seorang pelanggan yang masuk dan duduk dimeja yang tidak jauh dari bar. Sepertinya aku kenal dia, tapi dimana ya.. aku lupa lagi. Tapi mungkin aja salah orang. Tapi apa bener? Kuberanikan diri untuk berkenalan dengannya.

“hai, boleh aku duduk ditempatmu?” kataku sedikit canggung

“boleh, silahkan”

“oh iya, anda seorang dokter ya?” kataku sambil melihat penampilannya

“eh? Apa aku terlihat seperti itu? Hahaha, iya, aku seorang dokter dirumah sakit didekat sini” katanya 

“jangan bilang anda dong. Aku masih mudah tau” lanjutnya sambil tersipu malu

“hahaha, boleh aku tau siapa namamu dokter?” tanyaku sedikit gugup

“aku fukagawa mai, salam kenal ya.  Etto...” katanya

“akira, tachibana Akira. Salam kenal fukagawa-sensei” kataku sambil sedikit menundukkan kepala

“hahaahha, sudahlah. Jika diluar ruang dokterku, aku hanya orang biasa kok. Santai saja hahaha” katanya yang membuatku sedikit tersipu malu

Kami mengobrol banyak hal, mulai dari kesibukan masing-masing, hingga permasalahan yang terjadi di kota ini. kami mengobrol hingga pukul satu siang dimana fukagawa-sensei harus kembali ke rumah sakit untuk kembali bekerja. Sedangkan aku tetap menunggu kai dan acchan. Ketika fukagawa-sensei bersiap-siap untuk berangkat menuju rumah sakit, kami bertemu kai dan acchan. Sial, aku pasti digoda habis-habisan nanti nih pikirku. Mereka hanya melihatku dan fukagawa-sensei dengan sorot mata yang menjengkelkan, seakan-akan meledekku. Dasar mereka.

Setelah fukagawa-sensei pergi, aku menuju meja mereka berdua.

“yo, gimana kencan dengan dokter fukagawa-mu ha? Hahaha” ledek kai yang berhasil membuatku sepenuhnya malu karena dia bilang dengan suara yang cukup tinggi

“sial, jangan meledek. Aku juga baru bertemu dengannya tadi” sanggahku sambil melipat kedua tanganku didepan dadaku

“tapi kalian terlihat serasi dan seperti sudah lama kenal, ya kan kai?” kata acchan yang sempat membuatku berfikir sejenak. Aku juga merasakan hal itu, tapi entah kenapa sangat aneh. Kami baru kenal namun aku merasa sudah sangat lama kenal.

“iyasih, akupun bingung” kataku yg terheran

“yaudahlah, kita omongin mengenai masalah yg kita hadapin sekarang. Akira, kau bisa baca di hpmu. Sudah aku kirimkan filenya ke hpmu” kata kai yang sudah masuk kedalam mode seriusnya

Normal POV
Hari itu terlihat sangat cerah. Namun tidak pada atmosfer yang menyelubungi mereka bertiga. Kai menjelaskan mengenai permasalahan yang sudah lama akira belum selesaikan

“paman yang kau maksud, kiriya suisengami, sudah bersekongkol dengan kurushijou. Perusahaan yang dulunya merupakan pesaing dari perusahan eigetsu dalam hal penjualan barang elektronik. Dengan bersekongkol dengannya, pamanmu dapat mengambil alih perusahaan eigetsu dan kurushijou dan menjadikannya orang terkaya se-Jepang, tidak bahkan di dunia” kata kai dengan penjelasan yang singkat namun tepat dan jelas.
Akira cukup kaget mendengar hal itu langsung menyanggah. “apa yang membuatnya menjadi tamak? Ketika kecil, aku pernah mendengar dari pembicaraan paman itu dengan orang di telepon mengenai pengambilan alih, tpai aku tidak terlalu jelas mendengarnya. Jadi masih dibilang sangat blur mengenai hal itu”

“mungkin yang dimaksud adalah pengambilan alih perusahaan keluargamu” kata kai tenang
Aku langsung menjatuhkan dirinya ke sofa sambil menutup matanya. Benarkah dia sebiadab itu? Aku sepertinya sudah mulai pusing. Mengenai permasalahan perusahaan keluargaku hingga betapa tamaknya paman yang dulu selalu senang bermain denganku ketika aku masih kecil.

“nee, kai-kun. Akira sepertinya agak kebingungan. Tidak seperti dia yang biasanya, dan pasti hal ini membuatnya mulai gundah” kata acchan yang khawatir dengan keadaan akira didepan matanya

“tenanglah, dia memang seperti itu. Dulu, ketika aku mulai bekerja sama dengannya, dia sempat shock berat karena alasan dia berada di panti asuhan itu, alasan sang suster meninggal dunia, dan bagaimana dia kehilangan kontak dengan maimai, teman kecilnya. Bahkan pernah kuberi tahu mengenai keluarga aslinya karena dia sangat ingin tahu masa lalunya. Dia pernah tidak kuliah selama 4 hari berturut-turut.” Jelas kai

“memberi tahu mengenai keluarga aslinya? Maksudmu dia pernah amnesia?” kaget acchan

“yup, dan aku secara tidak sengaja memicu traumanya. Dan ini adalah hasil dari kekuatan dia yang mampu menahan emosinya sekarang” kata kai sambil mengobrol dengan pelayan untuk memesan makanan dan minuman lagi

Beberapa menit kemudian
Akira bangun dengan pikiran yang sudah jernih lagi san bertanya. “jadi, pergerakan kita yang selanjutnya bagaimana?”

“kita sudah mendapatkan banyak bukti, namun hal ini bakalan berbahaya bagi kita karena bukti ini akan disangkal oleh kiriya-san, dan kiriya-san merupakan orang dengan derajat yang tinggi akan menyulitkan kita. Kita harus menyusup ke perusahaan dia dan memaksa dia untuk membeberkan kesalahannya sendiri ke masyarakat. Itu adalah satu-satunya jalan keluar” jelas kai

“hmm... tunggu sebentar, tidak bisa dengan merusak sistem komputernya saja?” tanya akira yang diikuti oleh anggukan acchan

“tidak bisa, aku sudah mencoba sebelumnya namun gagal. Untung saja ketika dalam tahap pembobolan yang gagal itu, aku memakai id orang lain sehingga aku tidak dapat ditangkap oleh perusahaan itu” kata kai sambil menyeruput teh yang dia pesan sebelumnya

“jadi, aku harus masuk kedalam sana? Itu adalah hal yang gila” kata akira yang tiba-tiba berdiri

“itu jika kau mau sendirian yang masuk kedalam jaringan tersebut. Kami akan membantumu jika sangat dibutuhkan. Dan, kami memang kau perlukan. Sistem keamanannya cukup sulit dan paling tidak ada 2 orang yang masuk untuk mengelabui mereka” kata kai sambil memakan spaghetti pesanannya

 Berarti dua diantara kita bertiga harus masuk kedalam gedung itu ya. Mungkin tidak ada pilihan lagi ya.. pikir akira sambil menyeruput air mineralnya. Lalu, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya dan pntu restoran terbuka dan mendapati seorang wanita yang memakai jaket yang hampir basah kuyup dan duduk dimeja yang tidak jauh dari tempat kami duduk.
Bukannya dia itu dokter fukagawa ya, apa aku salah orang ya.sudahlah akan kusapa duluan. tiba-tiba akira mendekati wanita tersebut dan menepuk pundak wanita tersebut

“fukagawa-san” sapaku dan ketika menoleh, ternyata benar.

“ah, akira-kun. Kau belum pulang?” kata fukagawa-san sambil tersenyum kepada akira yang membuat wajah akira seperti tomat rebus

“ahahaha, belum. Ini sedang ngobrol dengan teman-temanku disebelah sana” kata akira sambil menunjuk meja dimana akira dan teman-temannya sedang ngobrol

“anda ingin pulang? Saya sih bawa payung, tapi mungkin akan agak lama karena masih ada beberapa hal yag sedikit lagi selesai dibicarakan” kata akira

“oh, boleh kalo begitu akira-kun. Aku juga ingin menghangatkan diri dulu, sudah mulai lapar soalnya hehehe” kata fukagawa-san sambil tertawa kecil

Lalu akira berjalan menuju mejanya
“bukankah itu dokter idamanmu? Hhahaha” kata kai sambil tertawa terbahak-bahak

“sudahlah, jadi bagaimana untuk rencana ini?” kata acchan menghentikan tawa kai

“hmm.. karena mungkin yang menjadi masalah adalah yang diluar gedung tersebut. Lebih baik aku sendiri saja yang masuk kedalamnya. Itu akan lebih baik” kata akira sambil meminum air mineral yang telah dia bawa dari rumah

“HAA?!! KAU GILA APA?? Itu markas musuh yang dimana kau bisa saja mati ditempat dan jasadmu tidak akan ditemukan olehku” Kata kai sambil menarik kerah baju akira

“mungkin akan seperti itu jika kita tidak punya rencana yang matang. Kita akan membuat rencana untuk membuat apa yang kita inginkan ini terwujud” kata akira sambil melepas tangan kai dan mulai meminum air mineralnya (lagi)

“oke.. jadi rencana kita itu adalah pertama, menyergap salah satu pegawai yang bekerja di bagian programming dari perusahaan kiriya itu. Apa kau ada kenalan dari sana acchan?” tanya kai sambil memperhatikan dengan detail gedung perusahaan suisengami itu

“sepertinya tidak ada,atau mungkin kita bisa sergap salah satunya atau masuk sebagai pegawai programming disana?” usul acchan

“mungkin kita akan menggunakan usul acchan. Karena agak susah juga untuk membuat topeng plastik yang benar-benar mirip dengan seseorang. Atau mungkin kita bisa membuatnya dengan printer 3d. Sayangnya, diantara kita, tidak ada yang punya kan” kata akira

“sebetulnya, aku sudah punya hahaha” kata kai yang memecah keheningan dan disambut dengn tatapan dingin dari kedua temannya

“hahaha, oke. Berarti kita bisa menyergap salah satu yang berperan penting kan?” kata kai

“yup, kau ada kan kai? Yang tinggi badannya setinggi aku ini” kata akira

“ada, namanya suzuki kimura. Kau bisa?” kata kai sambil memperlihatkan profil dari orang tersebut

“ah, boleh juga. Tinggal sidik jari dan membuat kontak lensa yang sesuai dengan warna matanya” kata acchan

“acchan, kau bisa kerumahku untuk menyiapkan beberapa barang” kata kai sambil melihat acchan

“ehem... guys, aku masih disini. Jadi kita sudahi dulu untuk sementara. Mungkin aku akan menemui suzuki kimura itu, mungkin kita bisa bekerja sama dengannya” kata akira sambil bergegas karena fukagawa-san menunggu dia

“oke oke, fukagawa-sensei juga sudah lama menunggumu. Apalagi sekarang masih hujan. Sudah sana ajak sensei kesayanganmu itu pulang. Kasian” kata kai

“dan oh iya, sudah kukirimkan alamat suzuki kimura itu ke hpmu. Selamat bekerja” kata kai dan akira meninggalkan mereka berdua

“maaf sudah membuatmu menunggu, fukagawa-san” kata akira yang meghampiri fukagawa-san

“iya, tidak apa-apa. Sepertinya kau ingin membobol sesuatu” kata fukagawa=san penasaran

“ah, itu ingin mengerjai teman satu kuliah kami. Dan kami ingin membuatnya sangat nyata hehe. ayo fukagawa-san kita pulang” kata  akira

Lalu mereka pulang...
Di perjalanan pulang, sambil memayungi fukagawa-san, akira melihat notifikasi dari smartphone nya dan mengecek alamat dari suzuki kimura tersebut hmm... tidak terlalu jauh dari sini sih. Mungkin jika tempat tinggal fukagawa-san tidak terlalu jauh dari alamat beliau, akan jadi lebih mudah untuk menyadarkan paman itu.

POV akira

“nee.. kamu dengerin obrolanku tidak?” kata fukagawa-san yang menepu bahuku dengan tenaga yang cukup untuk membuyarkan lamunanku

“eh ada apa?” kataku sambil memasukkan smartphone ku kedalam saku celanaku

“dari tadi kau terus memperhatikan layar handphonemu dan tiba-tiba bengong. Apa kau sakit?” katanya sambil mengecek dahiku dengan punggung tangannya. Ah.. deg-deg an jadinya

“ehh.. ti..tidak ap...appa-appa” kataku sedikit kikuk sambil menjauhkan wajah fukagawa-san yang terlalu dekat denganku

“hmm... tidak panas, tapi kepalamu sedikit basah karena kehujanan tadi. Kamu harus mandi nanti ya. Aku khawatir kamu sakit akira-san” kata fukagawa-san kepadaku sambil tersenyum dan mencubit lengan atasku dengan pelan

“eh? Ah, iya, aku akan mandi nanti setelah sampai dirumah hehehe” kataku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak terlalu gatal

Kami bercerita cukup panjang, dari cerita masa kecil fukagawa-san yang berasal dari panti asuhan yang diadopsi oleh orang tua yang sangat dekat dengan fukagawa-san dan juga temannya, sayang sekali fukagawa-san lupa namanya karena dia pernah kecelakaan di tokyo saat dia pulang dari kegiatan kampusnya. Tapi dari perasaan ini dan juga sesuai dengan cerita fkagawa-san, mungkin  sepertinya kalo dia itu maimai yang kucari hingga sekarang.

“akira-san.. hooi akira-san” kata fukagawa-san yang membangunkanku (lagi) dari lamunanku

“ah, iya? Ada apa?” kataku cengengesan

“rumahku disini. Dua kali loh kamu bengong kayak gitu? Mikirin apa sih? Pacar kamu nungguin ya?” kata fukagawa-san sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya seperti orang yang marah

“ah, tidak. Aku hanya berfikir apa yang harus kumakan nanti. Dan juga aku tidak punya pacar kok. Hehehe” kataku sambil cengengesan lagi

“untunglah..” kata fukagawa-san dengan volume suara yang kecil, hampir saja aku tidak mendengarnya saking kecilnya

“ada apa fukagawa-san? Ada yang aneh? Atau aku berbuat salah? Aku minta maaf” kataku sambil membungkuk

“aa.. tidak apa-apa. Lain kali jangan bengong ya. Nanti ketabrak aja karena bengong” katanya sambil tertawa sedangkan aku hanya bisa menahan malu

“baik bu, aku tidak akan mengulanginya lagi” kataku sambil tersenyum kepadanya dan kami berdua pun tertawa

Kemudian kami berpisah tepat didepan mansion dia dan aku mulai membuka notifikasi di handphoneku

“ternyata dekat juga dengan rumah fukagawa-san. Mungkin aku bisa terus mendekati fukagawa-san sambil bernegosiasi dengan suzuki-san” kataku lewat telepon dengan kai

Good, pertahanin ya. Oh iya. Untuk masalah fukagawa-san. Jangan sampe dia jadi penghalang kau” kata kai serius.

“tentu tidak akan. Kujamin fukagawa-san tidak akan terlibat didalam rencana kita” kataku sambil mengakhiri pembicaraan kami. Fukagawa-san dan maimai...kemungkinannya masih 50:50, tapi aku bisa merasakan bahwa dia adalah maimai. Apa aku harus tau lebih dalam dan detail lagi ya. Yasudahlah, saatnya membeli bahan makanan dan pulang. Kemudian aku pulang sambil menatap rembulan yang terlihat cantik pada malam hari itu.


To be coninued-
 .
.
.
.
yaaa.. mungkin cuman segitu aja dulu. chapter 3 bakalan masuk ke dalam aksi sih kebanyakan, dan satu kata buat akira(tokoh utama) .. . . . CUPU LU hahahaha

bye bye

Comments

Popular Posts