Loner meets Idol Part 3

Part 3

Beberapa hari kemudian..…

Di Ec. Dolsam

Makoto POV

Huaa… ada apa ini??? Kenapa bos cabang ec. dolsam ingin bertemu denganku ini… ada apaa??? Tapi gue kan kerjaannya bener, nggak pernah telat sekalipun, ya sudahlah. Aku harus bertemu dengan bos sebagai laki-laki dan bukan pengecut.
Aku berjalan dengan langkah santai menuju ruangan bos. Apa mungkin aku dapat kenaikan gaji?
“ada apa anda memanggil saya bos?” tanyaku setelah mengetuk pintu
“masuklah, saya ingin berbicara denganmu nak” jawab lelaki paruh baya yang memanggilku. Aku duduh ditempat duduk yang berada di depan mejanya
“sebenarnya ada apa anda memanggil saya tuan?” tanyaku ekpada lelaki itu
“tidak perlu memanggil tuan, panggil saja yuu. Toh kita juga bertetangga” katanya sambil diselingi tawa. Tetangga?
“apa saya mengenal anda sebelumnya?” tanyaku bingung
“masa kau tidak kenal dengan saya? Kau tau anaknya tapi tidak tahu ayahnya? Hahahah” jawabnya sambil tergelak tawa
Apa mungkin “apa anda ayahnya owada nana?” tanyaku menebak
“bingo hahahahah akhirnya kau mengetahuinya juga” jawabnya. Memang kuakui kalau dia lebih mirip pemuda dibanding orang tua karena badannya yang tegap dan tidak ada perut yang gendut
“ada apa anda memanggil saya yuu-san?” tanyaku
“sebenarnya aku ingin memindahkerjakan kau, karena temanku membutuhkan pemudah yang mau bekerja dengan penuh semangat sepertimu. Tenang saja mengenai gaji, gaji disana lebih banyak dibanding disini” jawabnya sambil menatapku denga tatapan yang bersahabat
“maksud anda, saya dipecat dengan baik-baik?” Tanyaku dan dijawab dengan gelak tawa dari pria berumur 45 tahun itu
“hahahahaha, tidak kok. Kau hanya aku pindahkan ke tempat temanku ini. Kau akan mendapatkan gaji yang lebih dari tempat ini. Bisa dibilang kau hanya pindah kerja saja, tidak memecatmu kok” jawab beliau
“hmm… baik, jika itu yang terbaik. Saya mau bekerja di tempat teman anda itu” jawabku dan kulihat senyum bahagia dari yuu-san
“terima kasih nak, oh iya ini nama tempat dan aamatnya. Kau akan bekerja di bagian operator disana” ucap beliau sambil memberikan secarik kertas kepadaku
“AKB48 theater, tempat seperti apa ini?” tanyaku sambil kebingungan
“kau akan mengetahui setelah bertemu dengan temanku disana. Kau cukup datang kesana pada hari rabu setelah kau pulang sekolah ya” ucap pria bernama owada yuu ini. Tidak terlalu jauh dari sini sih. Cukup naik kereta ke stasiun Akihabara dan berjalan kaki 400 meter ke Don Quijote
“baik, berarti hari ini adalah hari terakhir saya bekerja disini ya ?” tanyaku dan dibalas dengan anggukan beliau
“baik, saya permisi dulu” ucapku sambil berjalan keluar ruangannya
Ketika aku keluar, aku diberondongi pertanyaan dari rekan kerjaku
“makoto-kun, bagaimana? Kau tidak dipecat kan?” Tanya yui, rekan kerjaku
“tidak, aku hanya pindah kerja saja oleh beliau” jawabku sambil berjalan ke meja kasir tempatku bekerja
“ohh… ngomong-ngomong dimana?” tanyanya sambil berjalan beriringan denganku
“AKB48 theater, itu yang tertulis dengan di kertas ini” kataku sambil menyodorkan kertas tentang pemindahan kerjaku
“AKB48 THEATER????? Kau beruntung sekali kawan” katanya kaget setengah hidup
“emang knp? Berisik tau. Ini masih di tempat kerja bung” kataku sambil menutup telingaku karena dia terlalu berisik
“kau tidak tau akb48 theater?” aku menggelekngan kepalaku
“itu adalah tempat dimana idol group bernama AKB48 mengadakan konser tiap harinya” jawabnya
Yaahh… bisa dibilang semenjak aku di panti asuhan, aku memang tidak tahu menahu soal itu. Bahkan aku lupa dengan masa laluku. Yasudahlah
“hee… sepertinya tempat yang menarik bagimu” kataku sambil memberikan pesanan pelanggan
“tentu lah, disana aku bisa bertemu dengan pujaan hatiku, paruru” aku menahan tawa ketika dia bilang seperti itu dengan muka yang sangat menjijikan
Hee… apa mungkin aku menemukan hal yang seru ketika kerja nanti ya… mungkin sih…
Sepulang kerja…
Haaa… seperti biasa, aku pergi ke supermarket dulu untuk membeli bahan makanan. Eh? Bukankah itu owada nana? Bukannya seharusnya sekolah sudah selesai dan dia kan tidak ikut ekskul sama sekali? Dia mau pergi kemana ya? Aku ikuti saja lah
Setelah aku selesai membeli bahan makananku, aku mengikuti nana dari belakang. Semoga dia tidak tau… eh? Stasiun? Mungkin dia pergi ke suatu tempat. Aku tidak bisa mengikutinya. Mungkin kapan-kapan aku bisa mengikutinya
Sesampainya di rumah…
Hmm? Nomor siapa ini? Mungkin ada hal penting sepertinya. Ku angkat lah teleponnya *ngangkat hp (author: bukan itu  juga oi *timpuk sendal, hehehe maaf kebiasaan nih anak).
“halo” kataku sambil membereskan belanjaanku di dapur
(halo nak, apa kabarmu?) jawab orang yang berada diseberang telepon. Kampret, pa owada menelponku. Tapi bentar dulu, dia tau nomorku dari siapa?
“iya  pak, baik. Maaf sebelumnya kenapa anda bisa tau nomor telepon saya ya?” tanyaku sambil membereskan belanjaanku yang berserakan karena kagetku tadi
(hhahahaah, aku mendapatkannya dari temanmu, yui. Oh iya apa kau kosong malam ini?) tanyanya
“yaa… kosong sebenarnya pa, memang kenapa ya? kalo boleh saya Tanya” Tanyaku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal
(saya ingin mengajakmu makan malam dirumah saya. Kau mau?) Tanyanya sambil berbicara dengan istrinya di seberang telepon
“ohh. Boleh pak, saya jalan kerumah bapak setelah saya mandi ya pak” tanyaku sambil mengambil handuk dan bersiap untuk mandi
(baiklah saya tunggu, oh iya mungkin anak saya akan pulang malam ini. Kau menginap saja disini. Besok kau juga libur kan?) kata beliau
“baik pa” jawabku
(baiklah, saya tutup dulu. Saya ingin membantu istri saya dulu. Nyan nyan~~ aku akan membantumu) katanya sambil menutup teleponnya
Setelah beliau menutup teleponnya, aku langsung masuk ke kamar mandi. Kenapa beliau tiba-tiba mengajakku makan malam? Apa mungkin dia ingin mengobrol soal pindah kerjaku ya? Sambil berfikir, aku berendam di bath tub ku. Setelah bosan dengan pemikiranku  Setelah bosan dengan pemikiranku yang membingungkan, aku keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk ke rumah keluarga owada

Author POV

Jam 20.10…

Kediaman keluarga Owada

“permisi” kata makoto sambil memencet bel
“iya.. oh makoto-kun, sudah datang rupanya. Ayo masuk” kata yuu
“baik. maaf mengganggu” kata makoto sambil masuk kerumah beliau
“sayang, kita sudah kedatangan tamu ini. Makoto-kun, silahkan duduk disini” kata pak yuu sambil mempersilakan duduk di sofa
Dengan malu-malu, makoto duduk di sofa yang bagus itu
“ara… makoto-kun ya? perkenalkan aku owada haruna, senang berjumpa denganmu” kata haruna sambil membungkukkan badannya
“salam kenal juga haruna-san” jawab makoto sambil mebungkukkan badan juga
“huhuhu, jangan panggil haruna-san, panggil saja ibu” kata beliau dan makoto terkejut
Ibu? Benar-benar mengagetkanku. Biasanya banyak ibu-ibu maunya dipanggil dengan bibi ataupun tante pikir makoto
“tidak apa-apa?” Tanya makoto dengan muka yang masih terkejut
“tidak apa-apa kok. Na-nya selalu membicarakan kau setiap hari huhuhu” katanya diselingi tawa
“sayang~~~ makanannya sudah kau siapkan untuk tamu kita?” kata yuu sambil memegang perutnya “aku sudah lapar”
“sudah kok. Oh iya makoto-kun, ayo kita makan” kata haruna sambil berdiri dan berjalan diikuti yuu dan makoto
Ketika makan, tidak ada satupun yang mengucapkan sepatah katapun keran asyik dengan makanannya sendiri. Hmmm??! Ini enak sekali. Sama seperti makanan yang pernah kurasakan ketika kecil terkejut makoto ketika menyuapkan makanan yang telah disediakan kedalam mulutnya
“hmm? Kenapa makoto-kun?” Tanya haruna
“rasanya nggak enak ya?” sambung yuu
“ehh? Nggak kok. Malah ini adalah makanan yang sangat enak, seenak makanan ibuku sendiri” jawab makoto jujur
“oh.. gitu ya? Syukurlah. Ku kira kau tidak suka dengan makananku” jawab haruna senang
“oh tentu saja makoto-kun, istriku sangat pandai memasak. Bahkan dia ingin membuat restoran sendiri malah pada awalnya” bangga yuu yang membuat haruna tersipu malu
Ketiganya tertawa lepas dan saling bercerita mengenai apapun, dari sekolah makoto hingga masa lalu makoto. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, terdengar suara dari pintu depan.
“ayah, ibu. Aku pulang” panggil perempuan yang merupakan anak dari yuu dan haruna itu
“ah, anak ibu sudah pulang. Mau makan bareng kita ga?” Tanya haruna kepada anak semata wayangnya dan dijawab dengan anggukan oleh anaknya
Ketika sampai di ruang makan, nana terkejut oleh hadirnya makoto dirumahnya
“lho?!! Makoto?!!! Kok kamu bisa ada disini?” Tanya nana yang terkejut
“aku Mmn.. diajak Mmn… oleh Mmn.. yuu-san” jawab makoto yang masih makan
Setelah mendengar jawaban dari makoto, yuu langsung mempersilahkan nana duduk dan makan bersama mereka
“ayo nak, makan dulu” panggilnya kepada nana, anaknya

Nana POV

Huwaaa kenapa dia bisa ada disini? Kan aku jadi malu. Untung aku sudah berganti pakaian tadi ketika pulang dari theater. Tapi tetap saja aku malu dengannya. Apa dia menungguku pulang? Hmm… mungkin saja
“ne ne… makoto-kun kenapa kamu bisa dirumahku?” Tanyaku kepadanya
“aku hanya diajak makan malam disini” jawabnya sambil meminum air yang sudah disediakan oleh ibuku
“siapa yang mengajakmu?” tanyaku kepo
“ayahmu, yuu-san” jawabnya tenang dan aku mengangguk mengerti
Kami ngobrol sangat seru hingga lupa bahwa malam sudah semakin larut
Jam 23.22
“sepertinya waktuku untuk pulang, nggak enak juga kalo masih disini” katanya sedih. Kenapa aku ikut sedih ya mendengarnya
“kenapa kau tidak menginap saja disini, makoto-kun?” Tanya ayahku
“ehh? Nggak papa yuu-san?” Tanya makoto terkejut dan dijawab oleh anggukan ayahku
“kau juga boleh memakai kamar tamu disini kok makoto-kun” jawab ibuku. Entah kenapa aku sangat senang mendengar orang tuaku sangat baik kepada makoto, padahal mereka sebelumnya dengan ka ryoka sangat jutek dengannya
“benar nggak papa yuu-san? Baiklah, saya akan mengambil barang-barang saya dulu” jawabnya sambil keluar rumah untuk mengambil barang-barangnya di rumahnya

Author POV

Disinilah makoto, berada diruang tamu bersama dengan laptopnya dan kripik dan minuman soda yang dia bawa dari rumahnya. Ya… dia berada dirumah keluarga owada
Kata yui, AKB48 adalah idol grup yang terkenal didunia… aku cek deh di internet ah daripada mikirin hal yang aku nggak tahu juga… pikirnya
“ohh… mereka benar-benar terkenal juga ya, mukanya juga hamper sama semua. Ya sudahlah. Aku tidur dulu. Lusa aku akan bekerja di kasir 7-11.
Tapi aku melihat ada wajah yang familiar deh. Yasudahlah aku tidur saja pikirnya

To Be Continue…..



Comments

Popular Posts