I Disguise For My Own Life 3
hai hai, semuanyaa... apa kabar nih? maaf ya udah dibuat berdebu nih blog eheheh. sebenarnya idenya udah mulai jalan dari 2016 (pas banget setelah selesai buat IDFMOL 2, tapi karena semester ini tuh bener-bener ribet bin ajaib lah initinya jadi molor bener-bener molor sehingga baru sekarang di tahun 2018 in baru selesai (fuih) so, silahkan membaca
IDFMOL 3
Sesampainya dirumah
POV akira
Yah.... inilah aku dirumah sendirian. Yup, aku jarang sekali
mengajak kai kerumahku. Hal itu kulakukan agar aku dapat tidur dengan tenang
(meskipun belum tentu tenang sepenuhnya karena trauma yang kuingat dulu). Sekarang tinggal mengubungi suzuki-san untuk
kerjasamanya melawan perusahaan yang dia masuki sekarang. Aku langsung
menaruh bahan makanan diatas meja makanku. Ketika aku akan mencuci sayuran,
handphoneku berdering
Duruddut dut durut dut dut... (author: jelek bgt ringtone lu
hahahah *digebuk pake wortel ama akira)
“halo” kataku menjawab telepon
“hoi, kau baru sampai rumah?” kata kai diseberang telepon,
ya dia selalu menelpon disaat yang tepat
“aku punya berita penting” lanjutnya, terdengar ditelingaku
kalo dia sekarang sedang makan sambil
menelponku. Kebiasaan jelenya keluar kalo lagi dapet info menarik
“apa? Kau dapet jackpot dari lotere yang beberapa hari lalu
kau beli?” tanyaku asal
“bukan bukan, tapi aku dapet info dari suzuki-san kalo dia
bersedia untuk membantu kita” kata kai
“benarkah?” dan sekarang aku yang kaget
“yup, dia merupakan salah satu orang yang mengetahui kalo suisengami
kiriya, pamanmu, melakukan kejahatan berupa kekerasan pada karyawannnya sendiri
dan melakukan pembunuhan terhadap kepala direktur dari perusahaan yang menjadi
partner bisnis perusahaannya” jelas kai yang membuatku cukup terkejut. Sebegitu inginkah dirinya menjatuhkan
perusahaan ayahku pikirku dalam diamku dalam percakapan telepon malam ini
“hoi, kau denger nggak sih?” tanya kai yang berhasil
membuyarkan lamunanku
“lalu bukankah itu menyusahkannya? Sebab dia itu bawahannya
si kiriya” kataku
“mungkin kau bisa ketemu dengannya dilain hari. Sedikit
sulit jika hanya lewat telepon. Dan juga aku ingin bermanja-manja dengan acchan
sekarang” kata kai yang membuatku ingin muntah
“baiklah baiklah, beritahu aku mengenai nomor teleponnya.
Mungkin aku bisa ngobrol sejenak dengannya sebelum menyambangi rumahnya” kataku
“oke, kukirim ya sekarang” kata kai
“oke. Selamat beristirahat dan bersenang-senang” kataku
mengakhiri perbincangan kami
Huah, sial dia emang.
Ketika seperti ini, sempet-sempetnya kencan. Dasar kai sialan, tapi yasudahlah
biarkan dia seneng dulu pikirku. Setelah selesai berbincang lewat telepon,
aku kembali melanjutkan kegiatan memasakku
Selesai memasak dan makan sambil menonton tv, aku mulai
mengecek handphoneku. Kulihat cukup banyak
notifikasi yang kebanyakan dari email dan juga beberapa social media.
Dan yang bikin aku terkejut ada satu notifikasi dimana tidak ada nomor pengirimnya,
hanya nomor telepon biasa. Tapi bagimana dia tahu nomorku?
Di sms
Keterangan : A: aku
N:nomor tidak diketahui
N: hai
A: hai, ini siapa ya? Dan bagaimana kau tau nomorku?
N: aku ingin memberitahukan informasi yang bagus untukmu
A: aku benar-benar tidak tahu apa yang kau maksud
N: heee.. temanmu bilang kalo informasinya lebih baik ke
nomer ini karena lebih tepat dibanding ke dia
Teman? Jangan jangan
Seketika aku langsung menelpon nomor tersebut
“halo, ini siapa ya?” kataku
“halo, ini saya suzuki-san” kata orang yang berada
diseberang telepon
“ah... suzuki-san. Ada apa pa?” kataku
“aku punya informasi yang bagus untuk kalian sebenarnya. Dan
juga perusahaan juga sedang membuka part-time untuk beberapa orang di bagian
pendataan. Aku bekerja di bagian HRD. Mungkin kita bisa mengobrol kapan ya?
Perusahaan juga membutuhkan karyawannnya paling lambat minggu ini agar minggu
depan, part-timernya bisa langsung bekerja” jelasnya. Kesempatan yang sangat bagus
“bagaimana jika besok? Saya juga memumpuni pada bagian data
dan IT. Bagaimana kalau dirumah anda saja?” kataku sedikit antusias
“baiklah, besok disore hari bagaimana? Atau kau mau pagi
hari saja. Karena saya kerja pada siang hari” katanya
“baik, pagi hari jam 9 pagi ya pak” kataku
“oke, saya tunggu ya besok” kataknya
“baik pa, saya tutup ya” kataku sambil mengakhiri percakapan
Lalu kubuat rencana agar suzuki-san setuju sehingga aku bisa
mengeluarkan aib perusahaan paman tersebut. hihihi,
ini akan semakin menarik
Keesokan harinya
Aku berjalan menuju kediaman pak suzuki, disaat itu juga aku
merasakan ada yang membuntutiku dari belakang. Perasaanku kayaknya ada yang aneh deh
Ketika ku mebilhat ke belakang, ada seseorang yang
bersembunyi. Stalker? Apa dia musuh atau
teman?
“kalau kau mengendap-endap dengan jalan seperti itu akan
sangat terdengar oleh targetmu” kataku menghentikan langkahku dan juga secara
otomatis menghentikan langkahnya
“ternyata ketahuan juga ya
tehe” kata penguntit ku yang ternyata dalah dokter fukagawa
“kenapa kau mengikutiku fukagawa-san?” tanyaku sambil
mengecek notifikasi di handphoenku
“yaa, aku hanya penasaran saja kok kau ada disini? Setauku
kau jarang lewat daerah sini” kata dia sambil tersenyum manis kepadaku. Imut sekali dia...
“hahahah, aku ingin melamar pekerjaan ke perusahaan
kurushijou sebagai part-timer disana. Namun kata HRD nya, dia bisa langsung
bertemu dengannya di rumahnya” kataku sambil tersipu malu karena senyumannya
“ohh, eh kau sudah sarapan? Sarapan bareng yuk” ajaknya
tetap tersenyum yang terus dikembangkannya
“eh? Boleh? Nanti suamimu mungkin marah”kataku
“hhahaha, boleh lah. Aku tuh masih jomblo, jadi belum punya
pacar. Apalagi suami” katanya sambil menutup mulutnya saat tertawa
Kulihat jam tanganku. Masih
banyak waktu sih, tapi lebih baik aku buru-buru kesana aja, nanti bar makan
bareng fukagawa-san
“sepertinya bisa sih, tapi kau mau menungguku interview dulu
nggak? Tidak akan lama kok” kataku
“hmm... boleh deh, aku juga hari ini tidak ada tugas di
rumah sakit, jadi aku bisa menunggumu” katanya tetap dengan senyumnya
“makasih fukagawa-san” kataku sambil membungkuk
“eh eh tidak apa-apa kok, ku tunggu didepan rumahku ya”
sarannya
“oke, siap nyonya hehehe” kataku sambil terkikik
“heh, nyonya nonya aja nih anak, umurku baru 22 tahun tau”
katanya sambil mencubitku yang rasanya cukup ngilu
“eh? 22 tahun? Aku juga hehehe, maaf tuan putri” kataku
sambil membungkukkan badan dan berkedip kepadanya yang sukses membuatnya
tersipu malu.
“oke, nanti ya aku ketempat kamu, dadah” kataku sambil
melambaikan tanganku
Aku langsung mempercepat langkahku sambil menelpon
suzuki-san dan mengatakan bahwa aku sedikit lagi sampai disana
Sesampainya didepan kediaman suzuki-san
Ting tong, aku memencet bel rumah dari suzuki-san
“ah kau pasti akira-kun ya? Silahkan masuk” katanya sambil
membuka pintu dan membiarkanku masuk kedalam rumahnya
“saya permisi” kataku sambil masuk kedalam rumahnya
Setelah masuk, kami mengobrol mengenai beberapa hal mengenai
apa yang telah dilakukan oleh paman kiriya terhadap perusahaan ayahku dan juga
perusahaan yang menaungi suzuki-san
“yaa, bisa dibilang, semenjak perusahaan ayahmu dan
perusahaan yang mempekerjakanku mengalami kemunduran yang perlahan namun pasti.
Dan pada akhirnya perusahaan yang dimana aku didalamnya melakukan merge dengan
perusahaan kurushijou yang dikepalai oleh suisengami kiriya itu” kata beliau
sambil menambah minumnya kedalam gelas sedangkan aku mendengarkan dengan
seksama
“apa kau punya data mengenai kebusukan itu? Karena data
menjadi fakta yang susah ditutupi oleh dia dan dia tidak dapat mengelak dari
data tersebut. mungkin dia bisa membuat alibi karena kita mengutak atik
datanya, namun jika ada orang selain kita, kemungkinan besar dia tidak bisa
mengelak lagi” kataku sambil memberikan contoh data-data keuangan dari keluarga
suisengami
“memang benar, aku mungkin tidak punya karena aku termasuk
baru. Kau tahu sendiri kan kalau perusahaanku melakukan merge dengan
perusahaannya. Data mengenai pembunuhan itu ada di temanku yang sudah dikirim
ke temanmu itu, dan mengenai hal-hal lain itu ada di beberapa temanku yang bisa
kamu temui jika kau masuk kedalam lingkungan perusahaan ini, gimana?” katanya
dengan mata yang menandakan bahwa dia tidak menyerah dan mau membantuku
“baiklah, aku mau masuk sebagai part-timer di bagian
pendataan kalian. Dari sana, aku akan mengambil sebgian besar data yang dapat
kugunakan untuk menggulingkan paman kiriya dan menyelamatkan perusahaan. Kau
mau membantuku juga kan?” kataku bersungguh-sungguh
“tentu saja, ku akan membantumu. Untuk gaji, bagaimana?”
katanya sambil menulis sesuatu di buku catatannya
“bagaimana kalau 2000 yen per jam? Itu tidak termasuk dengan
uang lembur dan keringanan karena aku sakit” kataku dengan mantap
“kau memang seorang yang pemberani, dibanding para
interviewer yang lain. Hanya kau yang mematok harga yang sesuai dengan
programmer pada umumnya. Baiklah, kau akan bekerja hari senin depan dengan gaji
2000 per jam” kata suzuki-san sambil mengajakku untuk bersalaman, lalu kami
berdua bersalaman dan aku mohon ijin untuk pergi duluan karena sudah selesai
pembicaran kami mengenai rencana membuka kedok suisengami kiriya dan mengenai
part-time ku.
Aku lalu keluar rumah suzuki-san dan menemui fukagawa-san
yang menungguku sekitar 20 menit di apartemennya. Ketika sampai di
apartemennya, kuketok pintu kamar apartemennya dan langsung dibuka pintunya
oleh fukagawa-san dari dalam
“sudah lama ya menungguku?” kataku sambil memasang muka
sedih
“hahahah, tadinya mau aku tinggalin sih, tapi karena aku
merasa kau benar-benar belum makan dari pagi ini, makanya aku sengaja
menunggumu. Sekalian naikin level game rpg ku ini hehehe” katanya sambil
memperlihatkan game rpg yang dia maksud kepadaku
“waah, ternyata dokter terkenal seperti kamu main game rpg
kayak gini juga. Ini game termasuk game yang cukup rumit loh” kataku yang
memang suka memainkan game ini ketika sedang suntuk dengan data-data
peninggalan perusahaan orang tuaku.
“hahaha, kau juga memainkan game ini?” tanyanya sambil
memasukkan smartphonenya kedalam saku jeans yang dia kenakan
“yaa, bisa dibilang cukup lama. Sejak game tersebut dirilis,
eh yuk sarapan” kataku sambil mengajaknya sarapan
“boleh, aku ada satu tempat makan yang enak banget. Lebih
enak dibanding tempat makan yang pernah kau sambangi” katanya percaya diri
“hahahah, okelah. Yuk, jalan” kataku sambil menjakanya
berjalan. Kami berjalan beriringan
Sepanjang perjalanan, kami mengobrol mengenai game rpg
tersebut, aku mengetahui bahwa dia sangat menyukai perannya sebagai priest,
sedangkan aku lebih suka sebagai assasin. Dan juga kami mengobrol hingga tak
sadar kalau kita sudah sampai di tempat makan yang direkomendasikan
fukagawa-san
Sesampainya disana, aku memilih tempat duduk yang akan kami
tempati dan aku menyerahkan urusan makanan kepada fukagawa-san. Entah kenapa meskipun baru kemarin kenal,
tapi aku merasa kalau kami telah lama kenal satu sama lain
Aku melihat sekeliling orang yang melihat kearahku, aku juga
mengetahui hal itu saat masuk kedalam tempat makan itu dan sedikit aku
mendengar bisikan mereka kalo kami berdua sangat serasi ataupun iri dengan
keakraban kami. Aku melihat kearah orang-orang dan mendapati bahwa banyak
sekali couple yang sedang berpacaran ditempat ini. aku merasa bahwa
fukagawa-san suka kesini bersama dengan teman-temannya
“kau sering kesini fukagawa-san?” tanyaku sambil menyeruput
minuman yang telah dipesan fukagawa-san
“iya, biasanya setelah kerja, aku bersama dengan
teman-temanku yang selesai bekerja. Terkadang aku juga kesini bareng adikku akhir-akhir
ini, yaa meskipun dia bersama dengan pacarnya juga sih“ katanya sambil
memainkan sedotan minumannya
“hooo, eh makasih loh ya udah mau ngajak aku makan disini”
kataku tulus
“ahahah, tidak perlu sungkan. Namanya juga teman, saling
membantu kan” katanya sambil tersenyum. Perasaann
ini hampir sama dengan saat aku dengan maimai.. haa... diaman dia ya sekarang
Kami mengobrol sembari menunggu makanan yang telah dipesan
fukagawa-san sampai. Ketika sampai, kami memakan makanannya dan kembali
mengobrol. Suatu ketika..
“haa...” kudengar helaan nafas beratnya
“ada apa fukagawa-san?” kataku sambil menyeruput minumanku
“adikku ingin kesini dan dia bersama dengan pacarnya. Dan
juga dia mau aku traktir” katanya sambil cemberut sementara aku hanya bisa
menahan tawa
“jangan ketawa kamu. Aku cubit yaa” katanya tetap cemberut
dan sekarang dia mencubit perut dan pipiku secara bersamaan. Ada apa dengan perasaan ini? hanya maimai
yang bisa mencubitku, tapi aku mau saja dicubit olehnya. Kesamaan keduanya sekarang
menjadi dua, jika bertambah lagi, mungkin fukagawa-san adalah maimai yang
selama ini kucari?
Tidak beberapa lama, datanglah sepasang yang mungkin kekasih
mendekati meja kami berdua
“pantes aja kakak mulai jarang ngajak aku makan bareng nih
sekarang, ternyata udah punya pacar ya hahaha” kata seorang anak laki-laki yang
mendekati meja kami sambil membawa tongkat panjang
“junichi-kun” kata fukagawa-san “nggak bareng nishino-chan?”
lanjutnya sambil menyeruput minumannya
“katanya dia nanti nyusul, dan jangan berfikir kalo aku sama
dia berpacaran ka. Kan malu” kata junichi yang duduk langsung disampingku
“ah, kau pasti akira-san ya? Kakakku suka ngomongin tentang
kamu tau” lanjutnya sambil berbisik ditelingaku
“eh? Yang bener?” aktaku sedikit malu karena dokter fukagawa
jarang sekali ketemu denganku
“iya dia bilang kalo kau sangat terlihat lucu ketika tersipu
malu, seperti sekarang” katanya dan membuatku dan dokter fukagawa langsung
tersipu malu
“dan juga, kau mengingatkannya akan te-“ lanjutnya yang tertahan
oleh tangannya dokter fukagawa
“hahahah, begitu ya... eh, kau diajak kakakmu? Namamu?” ku
baru sada kalo dia belum memperkenalkan dirinya
“oh iya, aku lupa. Namaku yoake junichi” katanya sambil
sedikit menunduk menunjukkan rasa hormatnya kepadaku
“oh iya, aku pernah dengar bahwa kamu adik angkatnya dokter
fukagawa kan? Dan juga katanya kamu juara dunia free-style fighting
championship 2017 ya? Hebaat” tanyaku sekaligus kagumku kepadanya
“oh ya , hehehe. Kakakku terlalu memujiku nih, tapi untuk
yang juara sih bener” katanya sambil tersenyum lebar
“kau bisa membantuku nggak? untuk beberapa hal?” tanyaku
sedikit ragu bahwa ia ingin membantuku
“tentu saja, untuk kakak iparku apa sih yang nggak hihihi”
katanya cengengesan
“maksudmu apa junichi-kun? K-kakak nggak begitu suka sama
akira-kun.” Katanya “Pengen tau lebih
sih iya” lanjutnya dengan nada yang lirih sehingga hampir tidak terdengar olehku
dan junichi
“eh? Apa? Nggak denger? Haa?” candaku yang membuat junichi tertawa
terbahak-bahak dan fukagawa-san mulai
bersemu merah
Kami mengobrol ngalor-ngidul dari kebiasaan junichi yang
merngecek ada tidaknya debu dirumah dan pada akhirnya dia yang harus membersihkannya,
ataupun kebiasaan fukagawa-san yang mudah tertidur dimanapun dan kapanpun. Kami
mengobrol hingga jam 12 siang
“hee... eh, fukagawa-san, kau tidak masuk kerja hari ini?
bukannya tadi katanya ada shift siang?” kataku sambil menyeruput minumanku
“oh iya, aku ada shift. Aku pergi dulu ya junichi,
akira-kun. Dan juga kamu *nunjuk junichi, jangan nakal ya” kata fukagawa-san
sambil menuliskan sesuatu di kertas kecil dan menaruhnya didekatku
“ini nomer
teleponku, dadah” lanjutnya dan melengos pergi
Akupun terdiam melongo sedangkan junichi tertawa
terbahak-bahak
“akira-niichan, kau lucu sekali. Tapi benar-benar hebat ya. Mai-neechan
hingga memberikan nomer teleponnya lebih dulu. Biasanya, dari laki-laki yang meminta
duluan” katanya dengan matanya yang berbinar-binar
“di-diamlah, dan juga aku butuh bantuanmu, kau mau?” kataku
sambil menatapnya serius
“aku akan membantu sebisaku, nii-chan. Eh aku boleh
memanggilmu nii-chan kan?” katanya
“boleh saja. Oh iya mengenai rencana ini” kataku serius
Dan kami mengobrol mengenai rencana untuk menjatuhkan
perusahaan suisengami hingga jam 3 sore
To be continued...
phew... ini bener-bener diluar dugaan gue hehehe, sebenernya agak ragu untuk masukin karakter junichi kesini tapi mungkin bakal menarik hehehe, okelah kalo begitu. sampai bertemu di chapter selanjutnya (azeeek) *hilang
Comments
Post a Comment