Loner meets Idol part 1


Makoto POV

Ya, kenalkan aku Makoto. Kojima Makoto. 17 tahun. Aku tinggal di daerah pinggiran Tokyo yang tidak terlalu berbahaya. Ketika aku berumur 10 tahun, aku tidak terlalu ingat kejadian itu namun yang pasti ketika aku tersadar, aku sudah berada di rumah sakit dan sebagian memoriku hilang. Setelah keluar dari rumah sakit, aku ditempatkan di panti asuhan. Ketika aku berumur 13 tahun, aku diadopsi oleh keluarga Kaeda. Sejak SMP, aku jarang mengobrol dengan teman sebayaku, kecuali oleh satu orang, yang dengan gayanya dapat memikat hati semua perempuan, yaitu Watanabe Yuuma.

(flashback masa SMP di lorong sekolah)


“Oi Makoto” panggil Yuuma dari ujung lorong.

“Apa?” balasku.

“Kau tahu kan ada PR dari Pak ####?” tanyanya.

“Iya, lalu?” balasku.

“Pinjam dong PR kamu, kan kamu selalu dapat nilai sempurna” katanya sambil memperagakan gaya pesulap ketika selesai melakukan pertunjukan.

“Nih” kataku sambil memberikan bukuku.

“Wuaahhhh… Makasih ya” katanya sambil meloncat kegirangan sedangkan aku facepalm….
Yah seperti itulah kebiasaan kami ketika SMP…
Namun, karena hal sekecil itu kami jadi berteman baik. Ketika aku berumur 15 tahun, waktu aku memutuskan untuk masuk SMA Kyouhan, orang tua angkatku bertengkar dan bercerai. Aku sempat sedih, namun aku pada akhirnya tetap masuk SMA dengan panti asuhanku sebagai walinya.
Umur 17 tahun, pihak panti asuhan memberikanku surat tanah dan bangunan. Mereka bilang itu adalah rumahku. Aku memutuskan untuk pindah ke rumah itu dan mendapati bahwa itu adalah rumah keluargaku yang asli.

(Sekarang)

Aku terbangun di pagi hari dan langsung membuat sarapan serta makan siang. Aku bekerja part-time sebagai pencuci piring di restoran Ec Dolsam, semirip Mc Donald di dekat rumahku dan juga sebagai kasir pada malam hari di 7-11.

“Haahh… Hari ini adalah hari libur kerja. Sebaiknya aku beli bahan makanan di supermarket saja.” pikirku.
Setelah selesai sarapan dan beres-beres, aku berangkat ke sekolah.

(Di taman, sepulang sekolah)

“Hari ini makan apa ya?... Sepertinya nasi dan telur dadar enak” pikirku sambil melihat anak kecil mendekati ibunya di pinggir taman.

“Enak ya… Punya keluarga, dulu meskipun aku juga begitu tapi nggak lama ngerasainnya” gumamku sambil mengingat masa lalu bersama keluargaku.

“Oke, hari ini makan nasi campur telur dadar” kataku.
Aku bergegas menuju supermarket dan membeli bahan makanan serta keperluan lain. Setelah selesai dari supermarket, aku berjalan menuju rumah.

3rd POV

(Ketika makoto berjalan menuju rumahnya tiba-tiba dia mendengar orang mengobrol dengan nada sedikit memaksa.)

“Ayolah gadis manis, mainlah dengan kami sebentar saja~ ” kata orang yang botak.

“Ayolah sayang, cuma sebentar saja kok~ ” kata orang yang memakai jaket

“tidak apa-apa kan?” kata orang yang memakai kupluk

Namun si cewek diam sambil gemetar ketakutan.

“HOI, LEPASIN CEWEK ITU” teriak makoto

“hoo… anak kecil sialan, kita cuman pengen main doing kok sama cewek cantik ini” kata si jaket

“emang dia siapa lo?” kata si botak

“nggak kenal” kata makoto dengan ekspresi datar

“ hahahaaahahah belagu jadi pahlawan sedangkan dia nggak tau sama sekali cewek ini, hoi kalian berdua pegang anak itu” perintah si kupluk

Ketika makoto menaruh barang belanjaan dia, dia langsung disergap oleh si botak dan si jaket. Dipenganglah kedua tangannya. Nggak habis akal, dia langsung menginjak kaki si botak yang ada di kirinya dan langsung memukul wajahnya dengan tangan kiri. Lalu makoto menendang si jaket tepat di ulu hatinya dengan lutut kirinya. Kedua serangan itu cukup membuat mereka berdua kesakitan. Karena marah, si kupluk langsung menyerang makoto dengan membabi buta. Makoto mampu menghindar namun beberapa serangan berhasil membuatnya lebam. Setelah beberapa menit, mereka bertiga berhasil babak belur dan makoto hanya mengalami lebam di bagian pipi kiri dan pinggang sebelah kiri.

“minta maaf sama cewek ini” kata makoto sambil menunjuk cewek itu

“KAMI MINTA MAAF” kata mereka bertiga kompak

Lalu, si cewek mengangkut pelan

“baiklah, sekarang kalian pergi dan jangan melakukan hal itu lagi” kata makoto dengan tatapannya yang dingin

“BAIK” kata mereka kompak(lagi)

Mereka lalu pergi. Makoto mengambil barang belanjaannya (tidak ada yang rusak) pikirnya.

“ano…” kata cewek itu

“hm? Ada apa?” kata makoto

“makasih ya untuk tadi” kata cewek itu dengan senyumnya yang lucu

“iya, eh kamu orang baru ya? Kalo kamu nggak keberatan, aku anterin sampe rumah kamu” tawar makoto

“un “ katanya sambil mengangguk

Lalu mereka berdua berjalan tanpa ada siapapun yang mulai bicara. Sampai di depan rumah cewek itu

(owada? Hmm… nama keluarganya  owada toh…) pikirnya

“ini rumahku. Terima kasih ya udah nolongin aku tadi” kata cewek itu dengan ceria

“nggak kok, aku juga tadi cuman lewat doang. Oh iya nama kamu siapa?” Tanya makoto

“namaku nana, owada nana” jawab nana

“ohh. Baiklah owada-san. Aku permisi dulu” kata makoto sambil pergi kerumah di sebelah rumah nana *dia baru ngeh kalo rumah mereka berdua sebelahan

“tung…. Yah dia pergi. Padahal aku ingin bertanya namanya” kata nana pelan

(jadi dia tetanggaku ya… tetangga baru yang unik hihihi) pikir nana

Di rumah

Makoto POV

 (tuh cewek cakep banget. W ampe nggak sadar kalo dia rumahnya deketan ma rumah w. owada-san ya? Kayaknya bakalan heboh nih besok. Soalnya w jarang liat dia sih. Dia baru pindah ya? Tadinya kan rumah itu kosong. Yaudahlah) pikirku sambil menggoreng telur. Lalu aku melahap makan malamku sambil menonton acara berita. Setelah itu aku ke kamarku, ku pandang langit-langit kamarku yang berwarna biru langit itu dan berfikir (kalo mereka masih ada, mungkin aku bisa seperti anak kecil di sore tadi…) setelah berandai-andai tentang keluarganya, dia tidur.

.
.
.
.
.
.

To be continued 

Comments

Popular Posts